Aksi Sorak Menuntut Tanggung Jawab PBB



PembebasanBandung, 22 Desember 2016--Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Untuk Demokrasi (Sorak), termasuk Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) KK Bandung, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), berunjuk rasa untuk memperingati Hari Trikora di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (19/12) lalu.

Aksi ini dimulai dengan shortmarch dari Taman Lansia menuju Gedung Sate. Dalam aksinya para peserta aksi melakukan orasi bergantian. Mereka mengabarkan sejarah Trikora yang bagi banyak orang Indonesia dikenal sebagai momen heroik, tapi bagi Rakyat dikenal sebagai invasi militer Indonesia ke Tanah Papua.

Salah satu oras disampaikan oleh korlap Aldo. "Bahwa hari ini, tanggal 19 Desember, adalah hari ketika Sukarno mengumandangkan Trikora di Alun-alun utara Jogjakarta. Tujuannya adalah untuk menggagalkan pembentukan negara Papua Barat yang dianggap sebagai negara boneka Belanda. Padahal Trikora adalah awal dari aneksasi Indonesia terhadap Papua," kata Aldo di depan Gedung Sate.

Aldo juga menyampaikan bahwa setelah Operasi Trikora, banyak terjadi operasi-operasi militer lainnya yang dilakukan oleh Indonesia. Seperti Operasi Banteng Kedaton, Lumba-lumba, Srigala, dan lain sebagainya hingga saat ini. Operasi ini bertujuan untuk melanggengkan penjajahan Indonesia terhadap Papua Barat. 

Dalam aksi ini mereka menuntut rezim Jokowi dan PBB untuk segera menuntaskan berbagai masalah di Papua. Mereka juga meneriakan lagu "Papua Bukan Merah Putih" dan berteriak tentang referendum.

Selain orasi, aksi ini juga diwarnai teatrikal oleh Kawan Chandra dan Kawan Eko. Aksi teatrikal ini menggambarkan bagaimana Rakyat Papua Barat terkerangkeng oleh penjajahan Indonesia. Segala ekspresi mereka dibatasi dan hak-haknya dirampas. Kemudian aksi teatrikal ini ditutup dengan mengangkat replika bintang kejora ke atas

Aksi peringatan atas seruan Trikora itu lantas ditutup dengan pembacaan statemen bersama yang menuntut:

1. Berikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi Rakyat West Papua.

2. PBB harus bertanggung jawab serta terlibat aktif secara adil dan demokratis dalam proses penentuan nasib sendiri, pelurusan sejarah, dan pelanggaran HAM yang terjadi terhadap bangsa West Papua.

3. Tarik militer (TNI-Polri) organik dan non-organik dari seluruh Tanah West Papua sebagai syarat damai.

4. Tutup Freeport, BP, LNG Tangguh, MNC, dan korporasi lainnya, yang merupakan dalang kejahatan kemanusiaan di atas Tanah West Papua. (SM)


PEMBEBASAN Bandung

Mari Berteman:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar