Rakyat Kebon Jeruk korban gusuran PT KAI membersihkan pembuangan sampah dalam kerja bakti yang dilakukan kedua kalinya ini pada Minggu (27/08) pagi. Sumber foto: Istimewa. |
Minggu (27/08) pagi rakyat Kebon Jeruk yang masih berlawan
menghadapi PT KAI bersama solidaritas dari aktivis mahasiswa menggelar kerja bakti
bersih-bersih dan peletakan batu pertama pembangunan kantor kolektif. Acara ini
bertajuk "Bersih-bersih Kampung, Usir Setan Tanah dan Peletakan Batu
Pertama Tonggak Perjuangan".
Ini merupakan salah satu program dalam upaya reclaiming lahan yang sebelumnya digusur
oleh PT KAI.
Barra, salah seorang aktivis yang terlibat dalam acara
ini mengatakan, kerja bakti ini merupakan yang kedua kalinya digelar untuk
menjadikan lahan bekas gusuran ini menjadi bersih dan sehat.
"Kami bergotong-royong membersihkan sampah yang
berserak di sekitar sini. Sebab usai digusur, lahan ini disalahgunakan menjadi
tempat sampah. Nah, sekarang dalam proses reclaiming,
kami ingin nantinya lingkungan ini bersih dan sehat," ujar pria
berkacamata itu usai acara.
Barra menambahkan, selain melakukan bersih-bersih, dilakukan
juga peletakan batu pertama untuk pembangunan kantor kolektif. Bangunan ini
rencananya akan difungsikan untuk pusat konsolidasi dan advokasi.
"Nanti di kantor itu kami berencana membangun Pusat
Bantuan Hukum yang difungsikan untuk memberikan pendidikan hukum pada siapa pun
yang membutuhkan. Bahkan kami bermimpi bisa mencetak advokat-advokat muda yang
sayang Rakyat," tukas Barra.
Pasca memenangkan perkara pada 31 Mei lalu, rakyat Kebon
Jeruk bertekad membangun kembali bangunan-bangunan mereka yang sebelumnya luluh
lantak digusur oleh PT KAI. Tidak sekedar membangun, mereka juga memiliki harapan
besar untuk membangun masyarakat baru. Dalam artian, menciptakan kehidupan
masyarakat yang maju, adil, penuh welas asih, dan demokratis.
Untuk mewujudkan maksud tersebut, warga bersepakat
membangun ruang-ruang kolektif seperti bale riung, perpustakaan, dan pujasera.
Dengan adanya ruang-ruang kolektif, diharapkan menambah ikatan solidaritas antar
warga, juga bisa menginspirasi korban penggusuran atau perampasan tanah lainnya.
(Naf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar